TIAP MIMPI DALAM TIDUR
aku tidak tahu harus menyumpah-serapahimu
atau mencium tiap jengkal tubuhmu
aku juga tidak tahu harus menembak mati dirimu
atau menarik penismu kedalam vaginaku
dan memberikan kebahagiaan duniawi kepadaku
oh cintaku, malaikat mautku
dirimu begitu hina
dirimu begitu mulia
kau lemah
tetapi mengapa lemahmu
dapat memporak-porandakan
kekuatan satu pasukan
dimedan pertempuran
mahluk apakah kamu?
iblis dari lapis neraka ketujuh
atau malaikat dari langit terjauh
tiap mimpi dalam tidurku
aku meludahimu
mengapa kemudian dalam mimpku itu
aku menjilati wajahmu yang telah basah oleh ludahku
oh kekasihku, duri dalam dagingku
kau memberikanku begitu banyak kebahagiaan
tetapi kemudian kau menjauh
dari semua kebahagiaan yang sudah kau berikan
seakan dirimu begitu nista untuk menerima
kebahagiaan itu
kemari mendekat
menangislah
jika itu yang membuatmu lega
aku tidak akan tertawa
melihat tangis seorang pria
mendekatlah lagi
hisaplah putingku
rasakan kasih sayangku
yang mengaliri arteri birahimu
begitu malangnya ibu yang telah menyusuimu
begitu mulianya bunda yang telah melahirkanmu
jari jemari itu
begitu menakutkan
ketika mencabik raga tak berdosa
seorang balita
kedua tangan itu
melahirkan harmoni indah
ketika memainkan tuts
demi tuts piano tua
kamu adalah mimpi buruk juga fantasi tiap wanita
aku tidak tahu harus menyumpah-serapahimu
atau mencium tiap jengkal tubuhmu
aku juga tidak tahu harus menembak mati dirimu
atau menarik penismu kedalam vaginaku
dan memberikan kebahagiaan duniawi kepadaku
aku tidak tahu harus menyumpah-serapahimu
atau mencium tiap jengkal tubuhmu
aku juga tidak tahu harus menembak mati dirimu
atau menarik penismu kedalam vaginaku
dan memberikan kebahagiaan duniawi kepadaku
oh cintaku, malaikat mautku
dirimu begitu hina
dirimu begitu mulia
kau lemah
tetapi mengapa lemahmu
dapat memporak-porandakan
kekuatan satu pasukan
dimedan pertempuran
mahluk apakah kamu?
iblis dari lapis neraka ketujuh
atau malaikat dari langit terjauh
tiap mimpi dalam tidurku
aku meludahimu
mengapa kemudian dalam mimpku itu
aku menjilati wajahmu yang telah basah oleh ludahku
oh kekasihku, duri dalam dagingku
kau memberikanku begitu banyak kebahagiaan
tetapi kemudian kau menjauh
dari semua kebahagiaan yang sudah kau berikan
seakan dirimu begitu nista untuk menerima
kebahagiaan itu
kemari mendekat
menangislah
jika itu yang membuatmu lega
aku tidak akan tertawa
melihat tangis seorang pria
mendekatlah lagi
hisaplah putingku
rasakan kasih sayangku
yang mengaliri arteri birahimu
begitu malangnya ibu yang telah menyusuimu
begitu mulianya bunda yang telah melahirkanmu
jari jemari itu
begitu menakutkan
ketika mencabik raga tak berdosa
seorang balita
kedua tangan itu
melahirkan harmoni indah
ketika memainkan tuts
demi tuts piano tua
kamu adalah mimpi buruk juga fantasi tiap wanita
aku tidak tahu harus menyumpah-serapahimu
atau mencium tiap jengkal tubuhmu
aku juga tidak tahu harus menembak mati dirimu
atau menarik penismu kedalam vaginaku
dan memberikan kebahagiaan duniawi kepadaku
0 Comments:
Post a Comment
Subscribe to Post Comments [Atom]
<< Home